sekretariat

PAPARAN PEMBANGUNAN BERVISI MARITIM DI KEPRI OLEH LAKSAMANA TNI (PURN) DR. MARSETIO

“Negara Bervisi Maritim adalah Negara yang mempunyai kegiatan maritim sebagai penggerak utama dan andalan di bidang ekonomi yang didukung dengan kekuatan armada sipil dan militer yang memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan rakyat”. Kalimat ini menjadi pembukaan paparan yang disampaikan oleh salah satu narasumber pada acara Forum Konsultasi Publik Provinsi Kepulauan Riau, Laksamana TNI (Purn)  Dr. Marsetio. Beliau merupakan salah satu staf khusus Gubernur Kepulauan Riau Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, yang juga sebagai Penasihat Senior Menko Kemaritiman, Menteri Pariwisata, Menteri Perhubungan serta utusan khusus RI pada International Maritime Organization (IMO) di London.

Pada kesempatan ini, Dr. Marsetio juga menyampaikan beberapa potensi Kepulauan Riau di sektor kemaritiman, yaitu:

  1. Provinsi Kepulauan Riau dengan luas wilayah 8.202 km2, 96% wilayah adalah daerah perairan. Daerah ini baik untuk dilakukan pengembangan usaha budidaya perikanan.
  2. Posisi strategis berbatasan dengan 4 negara yaitu Malaysia, Singapura, Vietnam dan Kamboja serta terletak di jalur internasional (Selat Malaka dan Laut Cina Selatan) serta ALKI
  3.  Sumber daya alam : mineral, minyak bumi, gas alam, timah, bauksit, pasir besi, granit, pasir kuarsa.
  4. Gerbang Wisata Indonesia : Anambas, Pantai Melur, Pulau Abang, Pantai Nongsa, Pantai Pelawan, Pantai Lagoi, Pantai Tg. Berakit, Pantai Trikora, Pulau Penyengat, Bintan Leisure Park, dan banyak potensi wisata lainnya.

Dalam paparannya, Dr. Marsetio juga menyampaikan gagasan tentang potensi kemaritiman yang perlu dikembangkan di Provinsi Kepulauan Riau dengan motto Sapta Maritim Kepulauan Riau, yaitu :

  1. Budaya Maritim dan Pendidikan
  • Menjadikan Gurindam Duabelas sebagai icon pembinaan budaya berkarakter maritim generasi muda di Kepri dengan menyiapkan konsep pendidikan budi pekerti yang dapat menjadi contoh dalam pendidikan dasar dan menengah.
  • Mempromosikan Pulau Penyengat sebagai pusat pengkajian dan pengembangan budaya Melayu dengan konsep  pendekatan budaya maritim.
  • Menyiapkan konsep pengembangan pendidikan khusus bidang maritim di tiap kabupaten/kota di Kepri.
  • Menyiapkan konsep pembentukan karakter generasi muda maritim dengan pendidikan khusus dan studi model pendekatan maritim dengan leading sektor Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Menyiapkan konsep peningkatan taraf hidup masyarakat pesisir bercirikan maritim dengan menekan angka pengangguran dengan melibatkan para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat.

Perikanan dan Kelautan

  • Pemberdayaan nelayan dengan meningkatkan peran Pemda dalam memfasilitasi kebutuhan nelayan akan kapal penangkap ikan dengan pihak perbankan dan koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
  • Meningkatkan budidaya hewan laut konsumsi yang memiliki daya tarik kuliner khas Kepri yaitu gonggong dan dikemas dalam berbagai produk makanan dengan kemasan yang menarik dengan melibatkan Pemda dalam proyek percontohan budi daya gonggong
  1. Infrastruktur, Sarana/Prasarana Tranportasi Laut, darat dan Udara
  • Menyiapkan konsep multi moda terpadu dengan leading sector angkutan laut dan menjadikan pelabuhan Tg Pinang menjadi hub transportasi laut di Kepri berkoordinasi dengan Kemenhub.
  • Melakukan studi identifikasi moda transportasi dengan pengembangan konsep manajemen wisata sejalan dengan diberlakukannya Perpres 104 Tahun 2015 dan Perpres 21 Tahun 2016 (ttg bebas visa untuk 169 negara) dan Perpres Nomor 104 tentang bebas Certificate Approval for Indonesian Territory (CAIT).
  • Pada aspek perhubungan udara, mengkoordinasikan dengan Kemenhub untuk mendapatkan subsidi logistik udara utamanya penerbangan ke Kab. Natuna, Kab. Anambas dan Kab. Lingga.
  • Meningkatkan peran Bandara Hang Nadim menjadi bandara internasional dengan dukungan fasilitas serta sistem keamanan berstandar internasional termasuk pengembangan Pusat MRO (Maintenance, Repair dan Overhaul) utk mengimbangi Singapura.
  • Menyiapkan konsep pengembangan bandara khusus yang ada di Bintan Resort sebagai pusat Maintenance, Repair and Overhull (MRO) pesawat terbang untuk menjadi penyeimbang MRO yang ada di Singapura (telah mendapatkan persetujuan dari Menhub).
  • Menginvetarisir ulang pulau-pulau dengan potensi pengembangan wilayah dengan pelabuhan laut yang memadai berkoordinasi dengan Dirjen Hubla Kemenhub seperti belum dibangunnya pelabuhan yang layak di Pulau Midai beserta sistem perambuannya.
  • Menyiapkan sarana dan prasarana serta alat angkut/bis yang memadai termasuk stasiun bis di ibukota Kabupaten/Walikota/Kota.
  1. Wisata Bahari
  • Menyiapkan konsep promosi pariwisata berkoordinasi dengan Kemenpar sejalan dengan konsep Wonderful Indonesia dimana Kepri menjadi tumpuan untuk mendapatkan devisa di sektor wisata bahari dengan ditetapkannya pelabuhan khusus marina yang ada di Nongsa dan Bintan Telani.
  • Menyiapkan konsep pengembangan di Bandara Raja Haji Fisabilillah menjadi bandara internasional dengan memperpanjang landasan pacu menjadi diatas 2800 meter yang dapat didarati pesawat berbadan lebar bekerja sama dengan Angkasa Pura II, Direktur Bandara, Dirjen Hubud di Kemenhub.
  • Menyiapkan pendidikan Vocational/Politeknik  di bidang wisata setingkat Diploma berkoordinasi dengan Kementrian Pariwisata untuk menyiapkan SDM dibidang wisata sejalan dengan besarnya potensi wisata bahari di Kepri.
  • Menjadikan Pulau Penyengat sebagai destinasi utama bercirikan ke-Islaman dengan menyiapkan sarana angkutan laut dan pelabuhan yang memadai.
  • Menyiapkan konsep untuk menjual keindahan alam pesisir yang ada ditiap Kabupaten seperti potensi batu yang ada di pantai Kota Ranai.
  • Menyiapkan konsep event tahunan wisata terpadu di Kepulaun Riau dan mempromosikan ke dunia internasional seperti Tour de Bintan yang telah mendapat tempat sebagai salah satu destinasi wisata di Pulau Bintan.
  1. Penataan Tata Ruang Berbasis Maritim
  • Pembangunan infra struktur dan sarana pelabuhan yang memiliki standar internasional dan menjadikan Pelabuhan Tg. Pinang sebagai salah satu hub ekonomi dan logistik terpadu di Kepri sebagai pivot tol laut, mengkoordinasikan dengan Kemenhub untuk mendapatkan bantuan multi moda aspek laut seperti bantuan kapal roro, kapal fery yang dapat meningkatkan dan merangkai pulau-pulau di Kepri
  • Penerapan teknologi ramah lingkungan dalam penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Daerah termasuk pengembangan sumber energi dengan sebanyak mungkin memanfaatkan energi matahari, angin maupun air laut sebagai sumber listrik yang saat ini kekurangan listrik/energi menjadi penghambat serta keraguan para investor untuk menanamkan investasi.  Kekurangan energi dapat dikoordinasikan dengan Kementerian ESDM.
  • Melaksanakan pemetaan dan survei hidro oseanografi potensi maritim yang ada di Kepri bekerja sama dengan Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL
  • Menyusun konsep tata ruang laut bervisi maritim di Kepri dengan mendapatkan masukan dari Kabupaten/Walikota di Kepri dengan tetap mengedepankan kekhasan daerah dengan ciri Melayu.
  • Mengembangkan Batam yang telah ditetapkan sebagai FTZ dengan menata ulang (re-design) tata kota sebagai hub ekonomi di Kepri dengan tetap mewaspadai tumpahan dampak tidak diterimanya/ditolaknya industri maritim yang tidak ramah lingkungan di Singapura.
  • Menata ulang Batam agar tidak menjadi tempat pembuangan dumping (praktek menjual barang di pasar luar negeri dengan harga yang lebih rendah di pasar dalam negeri (harga normal) dari industri maritim yang ada di Singapura dengan menata ulang mekanisme pengembangan di sektor galangan kapal dengan tetap memperhatikan kelestarian ekologi laut.
  • Menata ulang konsep pengembangan BARELANG disesuaikan dengan kekhasan Melayu dan desakan perluasan industri maritim
  • Menyiapkan konsep Tanjung Balai Karimun dan Batam sebagai pendukung sistem logistik nasional dan internasional berkoordinasi dengan Kemenko Maritim dan Sumberdaya serta Kementrian Perhubungan sebagai penyeimbang pelabuhan yang ada di Singapura dan Selat Pelepah di Malaysia.
  1. Birokrasi dan Regulasi
  • Menyederhanakan administrasi dibidang regulasi dan birokrasi pada berbagai aspek perijinan untuk menarik iklim investasi asing dengan pengawasan yang ketat dan memberikan insentif/kemudahan kepada para investor yang akan menanamkan investasinya di Kepri.
  • Memberikan kemudahan bagi para investor di Kepri dengan mengajukan Road Map Pengembangan Investasi di berbagai bidang bekerja sama dengan KL/Stakeholder terkait.
  1. Pertahanan Maritim
  • Meningkatkan koordinasi lintas sektoral dan koordinasi yang ketat di Forkominda berdasarkan pada letak strategis Kepri yang berbatasan dengan Laut China Selatan (potensi konflik dunia) dan jalur internasional termasuk ALKI yang sangat rawan dengan berbagai kegiatan sea piracy/sea robbery dan kejahatan lintas negara berkoordinasi ketat dengan Mabes TNI, Polri dan BIN.
  • Mengevaluasi ulang kebutuhan sistem perambuan untuk keamanan bernavigasi di selat maupun alur, berkoordinasi dengan Kementrian Perhubungan dengan mengutamakan prinsip safety, security dan environment. (rep:skr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *